TRAGEDI BOM BALI 2002
21Â Februari 2019
Hampir 17 tahun sudah berlalu.
Sabtu, 12 Oktober 2002, Legian Bali menjelma menjadi neraka, ratusan orang meninggal dan luka-luka setelah bom meledak di sana. Peristiwa tersebut merupakan salah satu peristiwa terorisme terburuk dalam sejarah di Indonesia dan menandai rangkaian teror yang terjadi selanjutnya.
​
Pasca peristiwa memilukan tersebut, banyak duka di Pulau Dewata, ketakutan menyala-nyala, sejumlah negara tetangga mempertanyakan keamanan Indonesia, hari itu Bali menggoreskan luka yang mungkin tak lekang hingga sekarang. Duka keluarga korban, duka bangsa Indonesia, tidak akan dilupakan.
Tanpa membedakan kewarganegaraan, sebanyak tiga bom merenggut ratusan nyawa warga negara asing (WNA), maupun warga negara Indonesia (WNI). Mulai dari bom mobil yang mencapai bobot 1 ton, 50 kilogram bom motor, dan bom rompi.
Bermula ketika terjadi dua ledakan pertama terjadi pada pukul 23.05 WITA di Paddy’s Pub dan Sari Club (SC) di Jalan Legian, Kuta, Bali. Sedangkan ledakan terakhir terjadi pukul 23.15 WITA di Renon dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, walaupun jaraknya cukup berjauhan.
Diawali pada pukul 20.45 Wita, Ali Imron, salah seorang pelaku, menyiapkan satu bom kotak dengan berat sekitar 6 kilogram yang telah dipasang sistem remote ponsel, di rumah kontrakan. Bom itu, dapat diledakkan dari jarak jauh menggunakan ponsel.
Bom tersebut dibawa Ali Imron menggunakan sepeda motor Yamaha dan diletakkan di trotoar sebelah kanan kantor Konsulat Amerika Serikat.
Selanjutnya, Ali pergi menuju Sari Club dan Paddy's Pub untuk memantau situasi serta lalu lintas di sekitar kemudian kembali ke rumah kontrakan.
Sekitar pukul 22.30 Wita, Ali Imron bersama dua pelaku bom bunuh diri, yakni Jimi dan Iqbal, pergi menuju Legian dengan menggunakan mobil Mitshubishi L 300. Idris, pelaku lain, mengikuti mereka dengan menggunakan motor Yamaha.
Sesampainya di Legian, Ali Imron mengintruksikan Jimi untuk menggabungkan kabel-kabel dari detonator ke kotak switch bom mobil L 300. Jimi akan melancarkan bom bunuh diri menggunakan mobil L 300 di Sari Club.
Pada saat yang bersamaan, Ali Imron menyuruh Iqbal untuk memakai bom rompi. Iqbal juga akan beraksi sebagai 'pengantin' (sebutan untuk pelaku bom bunuh diri) di Paddy's Pub.
Setelah persiapan selesai, Iqbal turun dari mobil dan masuk ke dalam Paddy's Pub. Bom meledak dari restoran tempat nongkrong tersebut.
Namun ledakan lebih dahsyat terjadi di depan Sari Club yang getaran ledakannya terasa hingga 12 kilometer dan bunyi ledakan terdengar hingga puluhan kilometer. Ledakan dahsyat di Sari Club menewaskan 184 orang, 250 orang luka-luka, 47 bangunan hancur, dan ratusan mobil rusak berat.
Tragedi Bom Bali 1 memang sesuatu yang pilu dan pedih, tapi peristiwa ini tak melulu harus dikenang dengan kesedihan. Bahkan masyarakat bisa mengambil pelajaran dari tragedi nahas tersebut untuk memperkuat kewaspadaan.
Queenshell Lovevinca (NET. TV, Liputan6.com)